Polah Organisasi Itu Lagi

Hari ini terima kabar organisasi massa yang mengatasnamakan bela suatu agama meminta pemutaran film dalam rangkaian Q!Film Festival di sejumlah tempat dihentikan. Referensi lain, klik di sini atau ini. Hmm. Lagi-lagi. Benar-benar mengatasnamakan moralitas dan syariat agama atau memang hanya ancaman untuk meminta jatah preman?

Kabarnya kecaman ini didasarkan pada alasan kegiatan itu mengangkat teman seks bebas dan masyarakat berperilaku seks menyimpang. Hmm, apa memang secupet itu orang indonesia untuk memilih apa yang mereka suka dan tidak? Lagi pula, siapa yang dibela? Kalau memang ada yang dibela, apa memang harus membela dengan kekerasan? Apa mereka tidak berpikir bahwa agama yang mereka bela menjadi moreng akibat perilaku mereka? Lantas, apa mereka tidak berpikir bahwa dengan kesan itu tak akan ada lagi orang yang simpatik dengan agama mereka dan orang-orang yang memeluk agama tersebut? Hmm, rasanya memang benar, hanya karena merasa membela agama mayoritas kelakuan mereka justru mirip orang-orang minoritas.

Dilema kiprah dan eksistensi organisasi itu sudah jadi rahasia umum. Ingat lagi saat ada kecaman saat penayangan perdana film "Menculik Miyabi". Mulanya mereka mengancam akan ini-itu. Berapa lama kemudian terdengar statement kecaman dicabut, sebab mereka akan mendalami dulu tentang film tersebut. Bahh. Kok mundur? Ada kabar, pihak Maxima Pictures sudah menggelontorkan 'jatah preman' senilai ratusan juta untuk organisasi tersebut. 

Hmm, its all about the money, ya, tiw?

nb.
Ini sekadar curahan emosi, ekspresif. Merdeka untuk bersuara. Anda juga punya hak yang sama untuk berekspresi dan merdeka mengemukakan pendapat. Apapun! Ya, organisasi itu juga bebas berekspresi kok. Tapi, mbok ya jangan pakai ancaman dan polah brutal macam itu, dong.

Comments

Popular Posts