Move on/off!


Bisa jadi ini adalah pembelaan..
Kenapa orang harus move on? sebenernya gue agak males juga untuk memperdebatkan. Tapi, belakangan ini kata itu mengganggu pikiran gue. Seorang teman memberi nasihat bertajuk “move on”. Seharusnya ini bukan masalah buat gue. Tapi, sialnya, belakangan ini gue lagi agak emosional. Jadi, semua yang gue lihat dengar cium rasa, jadi sesuatu yang dramatis dan perlu dipikirkan. Bukan itu aja, jujur aja gue jadi marah gara-gara nasihat itu sebab ada hal-hal yang nggak gue suka, seharusnya nggak begitu, dan nyatanya malah menyinggung perasaan. Sebentar gue certain satu persatu.

Move on. Gue sendiri merasa itu kadang perlu. Ya, kadang, tidak harus dan tidak harus selalu juga. Kenapa? sebab rasanya ini cuma masalah nyaman atau tidak nyaman untuk seseorang, dan ketika seseorang atau gue sendiri sudah merasa nyaman pada satu keadaan atau tepatnya pilihan, buat apa juga move on? lagi pula, layaknya hukum ekomoni, waktu, intensitas, dan apapun itu juga punya pengaruh. Kalau memang seseorang itu telah bosan dan muak dengan keadannya yang dianggap tidak move on itu, mereka juga akan move on akhirnya, atau paling tidak berubah dari keadaanya yang konstan tadi. Heee.. he.. subjektif, retoris dan jawaban finalnya selalu "kembali ke individunya masing-masing". Oke gak perlu lama-lama soal penting tidaknya move on itu, bikin gue tambah pengen gamparin orang-orang yang mengaku pembela agama yang terjebak dalam kultus dan simbol, jadi kelakuannya kayak tai. Lho?

Cuma, yang jadi pemikiran yang paling anjing buat gue belakangan ini yaitu bicara soal penanda seseorang sudah move on? Ini yang bikin gue marah. Temen gue tadi bicara soal indikator atau penanda sudah-belumnya seseorang move on. Anjing banget!! Ini kan gak bisa disamaratakan seenak pemahaman dia atau orang yang berpikiran bahwa move on berarti sesuatu yang baru dan perubahan!

Gue pikir, move on nggak bisa dan tidak harus selalu diidentikkan dengan perubahan dan pembaruan! Naïf banget!

Ini yang gue pikirkan dan jadi motivasi gue belakangan ini dan berharap orang2 bisa mengerti: Move on jangan semata-mata dikaitkan dengan perubahan, apalagi hal-hal kebaruan. Ini kan cuma soal bagaimana seseorang atau gue melanjutkan hidup dengan nyaman menurut bahasa mereka.

Sekarang bagaimana kalo ada seseorang atau gue yang dianggap tidak move on tapi tetap bisa melanjutkan hidup dan hidup baik dengan hal-hal yang tidak move on. Atau, bagaimana kalo ada seseorang atau gue justru menjadikan ketidak-moveon-an itu sebagai motivasi untuk hidup??

Anyway, gue juga tidak setuju kalo seseorang atau gue sendiri yang dianggap tidak move on ini dikasihani. Ngepett! Woi bang! Ini pilihan dan nggak usah sok tau! (ini yang akan gue bilang kalo ada seseorang ngomong move on lagi suatu saat… heee.. heee)!

Terakhir, tidak move on-nya seseorang jangan disamakan dengan kesalahan, ketidakmampuan, ketidakberdayaan seseorang itu… apalagi sampe ngecap orang-orang yang dianggap tidak move on itu sebagai orang yang menyerah and kalah. Sumpah, yang satu ini lebih aanjinggg!!

Sekali lagi gue bilang, mewakili orang-orang yang dianggap tidak move on hanya dengan penanda tai-tai itu, ini pilihan, bung!!!

Comments